Jenis-jenis Psikotes Rekrutmen Kerja

by - January 10, 2022

Berbicara tentang persiapan mencari kerja memang nggak ada habisnya ya... 😅 But its okay, karena ini adalah bagian dari usaha untuk mendapatkan pekerjaan sesuai impian kita. Semakin matang persiapan akan membuat kita semakin percaya diri yang tentu saja akan meningkatkan peluang diterima bekerja di suatu instansi.

Kali ini saya akan membahas tentang psikotes yang sering dijadikan alat untuk mengukur IQ, EQ dan SQ kita. Karena test ini merupakan bagian dari personality test, nggak jarang yang bilang kalau sebenernya kita nggak perlu belajar karena personality itu nggak bisa berubah hanya dengan belajar semalam. Well, ini nggak salah. Tapi bukan berarti kita nggak mencari tahu sama sekali dan ujug-ujug datang mengerjakan tes apa adanya begitu. Seenggaknya kita punya bekal informasi jenis-jenis psikotes yang sering diujikan dan tujuan dari tes tersebut untuk menguji apa. Jangan salah lho, psikotes yang tujuannya untuk mengukur IQ, skor-nya bisa kita tingkatkan dengan meningkatkan intensitas latihan.

Berikut ini adalah beberapa contoh jenis psikotes yang sering digunakan dalam rekrutmen kerja serta catatan pengalaman saya:


1. Tes Kemampuan Verbal

Tes kemampuan verbal digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa seseorang baik secara lisan maupun tulisan. Seseorang dengan kemampuan verbal baik mampu memahami suatu informasi (pesan) yang disampaikan oleh orang lain padanya. Kemampuan verbal sering dikaitkan dengan tingkat intelegensi seseorang karena semakin tinggi intelegensi seseorang biasanya semakin luas wawasannya dan semakin banyak perbendaharaan katanya.

Jenis tes verbal yang banyak diujikan saat rekrutmen antara lain tes analogi, sinonim (persamaan kata), antonim (lawan kata). Tes verbal lainnya seperti idiom, ejaan kata, aspek memori, pembentukan dan pengelompokan kata juga diujikan di beberapa rekrutmen. Kunci dari tes kemampuan verbal ini adalah wawasan umum kita. Tentu saja kemampuan ini dapat dilatih dengan banyak membaca dan juga latihan menggunakan bank soal psikotes.


2. Tes Kemampuan Kuantitatif

Tes kemampuan kuantitatif ditujukan untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam memahami, menganalisis dan menarik kesimpulan suatu informasi. Selain itu, tingkat kecerdasan, kecermatan dan ketelitian seseorang dalam memandang suatu masalah secara terintegrasi, sistematis dan menyeluruh dari berbagai sudut pandang juga dinilai. 

Bentuk tes yang sering diujikan antara lain aljabar sederhana, tes hitung cepat, tes deret angka dan huruf, tes aritmatika dan geometri. Beberapa perusahaan juga menggunakan tes koran untuk menguji kecepatan, ketepatan dan konsistensi. Nah, semua jenis tes kuantitif ini dapat dilatih dengan sering mengerjakan soal-soal dari buku soal psikotes maupun dari internet. 


3. Tes Kemampuan Penalaran

Sesuai dengan namanya, tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan penalaran seseorang dalam memecahkan persoalan maupun dalam menarik kesimpulan. Jenis tes yang diujikan umumnya tes penalaran logis (teori penarikan kesimpulan) dan tes penalaran analitis (dalam bentuk soal cerita). 

Kedua tes ini termasuk dalam materi TIU (Tes Intelegensia Umum) pada perekrutan CPNS dan beberapa rekrutmen dosen non PNS. Bentuk soal yang keluar bisa bervariatif, akan tetapi kita bisa membiasakan diri dengan sering mengerjakan latihan soal. 


4. Tes Kemampuan Spasial

Tes kemampuan spasial ini sering juga disebut dengan tes figural. Tes ini mengukur kecerdasan spasial atau ruang yang digunakan untuk mengevaluasi keterampilan seseorang dalam menyelesaikan tugas tertentu.

Tes ini meliputi tes barisan dan analogi gambar, rotasi dan pencerminan gambar, posisi titik, lipatan dan potongan gambar, logika geometris, konstruksi bentuk, dll. Untuk mengerjakan tes ini, diperlukan imajinasi yang baik dimana peserta dapat membayangkan posisi benda atau perubahannya tanpa menyentuh benda tersebut. 

Soal tes ini sering keluar di ujian rekrutmen. Di CPNS, tes spasial termasuk dalam Tes Intelegensia Umum di bagian figural. Meski terlihat mudah, namun seringkali terdapat jawaban yang menjebak. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian dalam mengerjakan tes ini. 


5. Psikotes Gambar

Berbeda dengan tes kemampuan spasial, pada tes gambar ini kita diminta untuk menggambar langsung diatas kertas. Tujuan dari tes gambar bukan untuk menilai kecakapan menggambar seseorang, tetapi lebih ke kepribadian. Jadi, jangan khawatir jika gambarannya jelek.

Jenis tes yang sering digunakan antara lain tes Wartegg, tes menggambar orang (drawing a person/ DAP test), dan tes menggambar pohon (Baum test). Pada tes Wartegg, kita akan diberikan titik/garis/gambar yang tidak sempurna dan diminta untuk melanjutkan gambar tersebut sesuai yang benda/sesuatu yang kita bayangkan. Pada DAP dan Baum test, kita akan diberikan selembar kertas kosong untuk menggambarkan orang (bisa diri kita, atau diri kita yang seperti apa yang kita inginkan) dan pohon. Untuk tes pohon, semakin lengkap bagian pohon yang bisa kita gambar menunjukkan bahwa kita adalah orang yang detail.

Tes ini pernah saya kerjakan ketika mengikuti proses rekrutmen di perusahaan Adira Finance, Great Giant Pineapple (GGP) dan PT Salim Ivomas.


6. Tes Karakteristik Kepribadian

Tes ini bertujuan untuk menggali informasi kepribadian seseorang, seperti kecerdasan, emosi, kepemimpinan, empati, kemauan berprestasi, hubungan dengan teman dan keluarga, kecenderungan cara berkomunikasi, dll. Biasanya tes ini diujikan dalam bentuk personality test (MBTI), MAPP, Enneagram, DISC, EPPS, PAPI, dll. 

Tes jenis ini memang boleh dibilang tidak perlu belajar. Tapi, menurut saya tetap penting untuk memahami tujuan dari masing-masing tes. Kunci dari pengerjaan dari tes ini adalah ketenangan pikiran saat mengerjakan. 

Saya pernah mengerjakan tes EPPS di rekrutmen High Quality Talent Lecture di Universitas Padjajaran dan tes kejiwaan saat meminta surat keterangan sehat jasmani rohani di RSUD Bogor saat hendak melamar beasiswa MEXT. Sedangkan versi singkatnya, yakni psikotes jenis PAPI pernah saya kerjakan di rekrutmen CPNS Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Sedangkan di TKP (Tes Karakteristik Pribadi) yang digunakan saat rekrutmen CPNS memiliki tipe soal berbeda dimana kita diberi soal dengan situasi dan posisi tertentu, lalu kita diminta memilih response yang sesuai dengan pilihan kita. TKP untuk SKD CPNS ini meliputi kemampuan memberi pelayanan publik, jejaring kerja, kemampuan beradaptasi dengan masyarakat yang majemuk, teknologi informasi dan komunikasi, profesionalisme dalam bekerja, dan anti radikalisme. 


Tes diatas adalah contoh tes psikotes yang umum dilakukan pada proses rekrutmen pekerja. Nah, beberapa posisi seperti dosen dan peneliti (yang saya ikuti akhir-akhir ini) banyak menggunakan Focus Group Discussion dan Behavioral Event Interview juga sebagai salah satu pendekatan tes karakter kepribadian. Tes-nya seperti apa sih? Berikut penjelasannya. 


Focus Group Discussion (FGD)

FGD merupakan salah satu bentuk seleksi karyawan yang sering digunakan perusahaan dengan melibatkan beberapa peserta (5-6 orang) yang diberi kasus untuk diselesaikan dalam waktu tertentu. FGD digunakan untuk menilai kreativitas dan kemampuan berpikir seseorang dalam menyelesaikan masalah.

Selama mengikuti job hunting, saya pernah mengalami dua jenis FGD yang berbeda. Yaitu: 

Pertama, kami diberikan kasus oleh moderator (dari perusahaan) kemudian diminta memberi solusi. Tidak ada leader dalam diskusi kelompok. Setiap peserta boleh memberikan jawabannya secara langsung ke forum dan moderator. Dalam FGD ini kita tidak diminta untuk menyimpulkan semua jawaban peserta menjadi satu kesatuan jawaban kelompok yang dipresentasikan ke moderator. FGD jenis ini saya rasakan ketika mengikuti rekrutmen di Adira Finance dan Great Giant Pineapple (GGP).

Kedua, kami diberikan kasus oleh moderator dimana peserta diminta untuk mendiskusikan solusi untuk dipresentasikan kepada moderator. Dalam group diskusi ini ada salah seorang yang bertindak sebagai pemimpin jalannya diskusi. Tentu saja hasil diskusi yang dipresentasikan kepada moderator adalah rangkuman dari saran dan usul yang diberikan seluruh peserta diskusi. FGD ini saya alami ketika mengikuti rekrutment dosen non PNS di UGM dan UNPAD. 


Behavioral Event Questionnaire (BEQ)

BEQ adalah sejumlah pertanyaan terkait situasi atau pengalaman kandidat di lingkungan pekerjaan sebelumnya yang harus dijawab berdasarkan metode STAR, yaitu dijelaskan secara detail tentang kondisi saat itu (Situation), apa tugas anda (Task), apa yang anda lakukan pada kondisi tersebut (Action), dan hasilnya bagaimana (Result). 

BEQ biasanya terkait dengan Behavioral Event Interview (BEI) dimana questionnaire yang telah kita isi akan dijadikan referensi untuk wawancara. Saat BEI, pertanyaan dari pewawancara bisa melebar  untuk mengetahui lebih detail respon atau alasan kita terhadap situasi tersebut. Tanggapan dari peserta merupakan indikasi nyata tentang bagaimana peserta akan berperilaku menghadapi situasi serupa di masa mendatang. 

Saya pernah menjalani assesment BEQ pada seleksi High Quality Talent Lecture UNPAD dan rekrutmen Peneliti Ahli Muda CPNS Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2021.


You May Also Like

0 comments