• Home
  • About
    • My Profile
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
  • Categories
    • Job Hunting
    • Scholarship Hunter
    • Scientific Writing
  • FAQ
  • Miscelaneos
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

Satsuma Career

Thank you buat teman-teman yang terus menantikan postingan baru di Satsuma Career 😊. Setelah pemberkasan DRH memang ada sedikit waktu untuk istirahat sebentar, namun setelah TMT (Terhitung Mulai Tanggal) CPNS kegiatan perlahan mulai padat merayap.

virtual background PKTBT CASN BRIN 2022
Virtual background PKTBT CASN BRIN 2022

Sebulan setelah TMT, saya mulai masuk ke pra-PKTBT selama dua hari dan dilanjutkan PKTBT selama dua minggu. PKTBT itu kepanjangannya adalah Pelatihan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas. Normalnya kalau nggak di masa pandemi, kita akan bertemu teman-teman seangkatan untuk mengikuti pembekalan. Tetapi kali ini, PKTBT dilaksanakan secara online full dengan seragam putih (baju atasan dan jilbab) dan hitam (untuk celana dan rok).

Acara PKTBT itu ngapain aja?

Sesuai dengan kepanjangannya, yang disampaikan adalah materi-materi terkait dengan profesi peneliti ke depannya. Mulai dari penjelasan hak dan kewajiban PNS, perkenalan kedeputian yang ada di BRIN, jenjang karir jabatan fungsional peneliti, serta organisasi dan pusat riset yang ada di BRIN.

Karena materinya yang banyak, PKTBT cukup menguras tenaga. Tapi bismillah ya semoga setelah PKTBT pengetahuan ke-BRIN-an kita semakin bertambah dan siap diaplikasikan untuk perkembangan dunia riset di Indonesia.

Sekian dulu update perjalanan karir saya.

Salam,



Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Keuntungan adanya grup belajar

Ujian tes CPNS bukanlah hal yang main-main meskipun bagi sebagian orang tidak perlu belajar serius untuk melampaui nilai passing grade yang ditetapkan BKN. Tetapi, ada satu hal yang tidak boleh dilupakan, yaitu melampaui passing grade tidak serta merta membuat teman-teman bisa lolos SKD. Teman-teman harus bisa memastikan diri menjadi yang terbaik di formasinya untuk bisa melanjutkan ke SKB. Bukan pekerjaan mudah bukan?

Awal April 2021, saya baru pulang ke Indonesia dari studi saya di Jepang dan memang sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti job hunting. Tiba-tiba teman saya (sesama alumni S2 AGH IPB) menelepon dan mengajak saya untuk membentuk grup diskusi persiapan CNPS. Meski saya lebih mudah paham jika belajar sendiri, tapi saya pikir punya grup diskusi akan membantu saya menjaga motivasi ketika saya sedang down, maka ide tersebut saya sanggupi. Kemudian teman saya mengajak satu orang lagi untuk ikut sebagai anggota grup belajar. 

Singkat cerita, kami yang saat itu tinggal di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur memulai belajar bersama pada awal bulan Mei. Saat itu, kami belum ada gambaran mau melamar formasi apa karena Kemenpanrb belum mengeluarkan formasi resminya. Kami juga belajar masih mengacu pada edaran kemenpanrb untuk kisi-kisi soal CPNS tahun 2019. 

Sabtu & Minggu pagi adalah jadwal baku kami untuk belajar bersama menggunakan Zoom Meeting. Sabtu adalah jadwal untuk pendalaman materi dasar dan latihan, minggu adalah jadwal untuk latihan try out dan membahas jawaban. Kami menggunakan platform try out online yang dimiliki masing-masing secara bergantian, sedangkan untuk pendalaman materi saya breakdown seperti dibawah:

Tes Intelegensia Umum (TIU)
  • A memilih mendalami deret dan peluang, maka si A yang akan membuat presentasi tentang materi deret & peluang untuk disampaikan kepada dua teman lainnya.
  • B memilih gambar, maka si B yang akan membuat presentasi tentang gambar untuk disampaikan kepada dua teman lainnya.
  • C memilih aritmatika sosial, maka si C yang akan membuat presentasi tentang aritmatika sosial untuk disampaikan kepada dua teman lainnya.

Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)
  • A memilih mendalami peristiwa sebelum kemerdekaan, maka A harus membuat presentasi tentang peristiwa sebelum kemerdekaan untuk disampaikan pada dua temannya.
  • B mempelajari UUD 1945, maka si B yang akan membuat presentasi tentang UUD 1945 untuk disampaikan kepada dua teman lainnya.
  • C memilih pancasila, maka si C yang akan membuat presentasi tentang pancasila untuk disampaikan kepada dua teman lainnya.
dst.

Jumlah presentasi disesuaikan dengan jumlah materi yang ingin dipahami secara lebih mendalam. Jika semua materi dirasa sudah dipahami, selanjutnya bisa dimaksimalkan dengan latihan atau try out. Pada try out-try out inilah kita bisa evaluasi materi apa yang perlu diulang, dipelajari lagi, atau digali lebih dalam. Hal ini apabila dilakukan secara konsisten secara tidak sadar akan meningkatkan pemahaman materi yang kita kuasai. 

Selain itu, tak lupa kami berlatih mengerjakan soal lebih intens secara mandiri untuk mengetahui kecepatan masing-masing dan mengetahui strategi terbaik bagi setiap individu. Contohnya, saya selalu mengerjakan bagian TWK terlebih dahulu, kemudian ke TIU dengan kemampuan mudah, loncat ke TKP hingga selesai dan di waktu yang tersisa saya kembali ke TIU pada soal jenis analisis yang membutuhkan waktu lebih banyak. Lain halnya dengan teman saya yang memilih mengerjakan dari TWK, TKP kemudian terakhir ke TIU. Mana yang terbaik? Tergantung individu masing-masing. Dan kita nggak akan pernah tahu kalau nggak pernah latihan sebelumnya.

Singkat cerita, saat pendaftaran dibuka, kami memilih formasi yang berbeda sesuai minat masing-masing. Saya memilih formasi peneliti ahli muda di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), sedangkan kedua teman saya memilih dosen di universitas masing-masing tempat mereka bekerja saat ini. 

Semakin mendekati jadwal ujian, latihan kami semakin intens, bahkan hampir tiap hari dalam seminggu kita meluangkan waktu 2-3 jam untuk try out online bersama. Satu minggu menjelang ujian, saya sudah tidak latihan lagi, memberikan istirahat pada otak agar tidak terlalu nervous dan fresh ketika mengerjakan ujian yang sebenarnya. Alhamdulillah kami bertiga lolos passing grade SKD, tinggal mengunggu perankingan untuk lolos ke SKB.

Alhamdulillah, setelah satu bulan ujian, kami bertiga lolos perankingan dan berhak melanjutkan ke ujian SKB. 

Selanjutnya adalah persiapan SKB. Karena saya mendaftar di kementrian yang berbeda, saya tidak ikut lagi belajar bersama. Dan karena materi saya lebih banyak ke materi hafalan, saya memutuskan untuk belajar sendiri untuk SKB. Sedangkan kedua teman saya masih melanjutkan belajar kelompok bersama. Bisa dibilang kalau SKB ini lebih melelahkan karena materinya banyak, ujiannya juga lebih banyak.

Satu minggu setelah wawancara, pengumuman SKB keluar. Alhamdulillah, lagi-lagi kami bertiga bisa lolos di pilihannya masing-masing. Tentu kami sangat bersyukur dengan hasil perjuangan yang sudah dimulai sejak bulan Mei lalu. 

Demikian pengalaman ini saya tulis, semoga memotivasi pejuang CPNS lainnya! 

Salam hangat, 

Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Halo... Perkenalkan, nama saya Arinal Izzah, boleh dipanggil Arinal atau Izzah. Saya adalah pemilik, pengelola dan penulis blog Satsuma Career. Selain blog ini, saya juga membagikan kegiatan traveling, pertukaran budaya dan live hack selama tinggal di Jepang di blog Satsuma Biru.

Pekerjaan sehari-hari saya adalah peneliti tanaman di salah satu instansi pemerintah, tapi saya meluangkan waktu di luar jam kerja untuk menulis blog. Saat ini saya juga aktif mengikuti komunitas blogger perempuan dan 1 minggu 1 cerita.


SATSUMA CAREER

Blog Satsuma Career ini berisi dokumentasi perjalanan karir saya mulai dari mencari beasiswa untuk kuliah, mengajukan travel grants untuk mengikuti seminar internasional, melamar kerja sesuai ijazah, dan aktualisasi peneliti dalam menulis publikasi ilmiah. 

Pada menu CATEGORIES akan ditemukan beberapa sub menu, yaitu:
  • Job Hunting, berisi artikel tentang pengalaman saya melakukan job hunting, tips-tips yang sebaiknya dilakukan ketika job hunting, berbagai tes yang biasa dilakukan saat job hunting, dll.
  • Scholarship Hunter, berisi artikel tentang proses pengajuan aplikasi beasiswa, tahap-tahap seleksi beasiswa, dll
  • Scientific Writing, berisi artikel tentang penulisan publikasi ilmiah, presentasi ilmiah, mereview artikel ilmiah, dll.

PARTNERSHIP

Saya membuka kesempatan bekerja sama bagi pihak yang ingin menawarkan produk dan jasanya, akan tetapi terbatas pada produk dan jasa yang sesuai dengan niche blog ini, yaitu karir.


CONTACT

Bagi teman-teman yang ingin jadi teman blog walking dan berdiskusi tentang content blog, silakan tinggalkan jejak dan alamat situs web di kolom komentar di bawah. Jika ada yang ingin berdiskusi tentang penelitian saya, silakan kirim ke email: satsumabiru1605@gmail.com.


Salam kenal, 


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sebelum menulis artikel ilmiah, tentu anda sudah kenyang dengan teori penulisan ilmiah dari memilih judul hingga menulis kesimpulan. Ternyata teori saja belum cukup lho untuk bisa memiliki kemamluan berpikir kritis terhadap tulisan yang anda buat sendiri. Kemampuan ini dapat dilatih dengan sesering mungkin melakukan penelaahan terhadap artikel-artikel yang sudah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Ini juga salah satu alasan mengapa saat menentukan topik penelitian para penulis biasanya diminta untuk membuat artikel ulasan atau "review" terlebih dahulu. Ini dikarenakan anda harus membaca minimal 100 judul publikasi ilmiah untuk bisa menulis artikel review.

Beruntung jika pembimbing anda mau meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan mengoreksi pekerjaan anda. Jika tidak, anda harus meminta tolong orang lain seperti senior dan rekan kerja untuk memberikan feedback atas apa yang sudah anda tulis untuk diperbaiki kemudian. Namun, saat ini sudah ada wadah yang memberikan pelatihan penulisan jurnal secara online salah satunya oleh Web of Science. 

Web of Science Academy adalah kursus gratis, online, dan praktis yang akan membekali anda dengan keterampilan penting yang dibutuhkan untuk menjadi peneliti berintegritas. Pelatihannya meliputi: 

  • Good Citation Behavior
  • An Introduction to Peer Review
  • Reviewing in the Sciences
  • Mentoring in Peer Review
  • Co-reviewing with a Mentor
  • An Introduction to Ethical Publishing Behavior
  • Reviewing in the Humanities
Setiap materi pelatihan memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk menyelesaikannya. Jadwal pelatihan juga dapat dipilih secara bebas disesuaikan dengan kesibukan anda. Setiap pelatihan akan diberikan materi dalam penjelasan tertulis maupun video oleh ahli-nya terlebih dahulu, kemudian diikuti kuis pertanyaan tentang rangkuman isi materi yang telah dijelaskan sebelumnya. Anda juga akan mendapatkan sertifikat kegiatan setelah menyelesaikan semua alur pembelajaran dan menjawab soal-soal evaluasi di akhir setiap pelatihannya.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengikuti pelatihan di Web of Science Academy:

1. Buat Akun di Web of Science Academy


Buka dan ketik https://webofscienceacademy.clarivate.com/learn di halaman browser anda atau klik link berikut: Web of Science Academy

Halaman utama Web of Science Academy

Klik menu Register di pojok kiri atas.

Halaman Registrasi Web of Science Academy

Isi semua informasi yang diminta dan berikan check list pada kotak di bawah. Kemudian klik menu NEXT  di sudut kanan bawah. 

Lanjutan Halaman Registrasi Web of Science Academy

Isi informasi tambahan yang diminta kemudian klik menu REGISTER di sudut kanan bawah. 


2. Mengikuti Pelatihan di Web of Science Academy


Untuk mengikuti pelatihan, terlebih dahulu anda harus masuk menggunakan akun anda pada menu sign in di pojok kanan atas halaman utama Web of Science.

Halaman utama Web of Science

Isikan email pasword yang anda masukkan pada saat mendaftar, kemudian klik menu Sign in.

Menu Sign In

Kemudian arahkan kursor pada Courses and learning plans dan klik ENROLL NOW

Menu Homepage pada profil anda


Kemudian arahkan kursor pada Courses and learning plans dan klik ENROLL NOW

Katalog Pelatihan yang dapat dipilih

Arahkan kursor pada salah satu pelatihan yang ingin anda ikuti dan klik pada course tersebut.

Pelatihan yang dipilih

Pada pelatihan yang dipilih, klik ENROLL di sebelah atas. 

Selanjutnya anda tinggal mengikuti materi pelatihan sekitar 10 menit, dan mengerjakan quiz di akhir pelatihan. Setelah semua tahap diikuti, sertifikat anda akan tersedia dan siap di download di menu DOWNLOAD YOUR CERTIFICATE.

Menu Progress Pelatihan


 

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Berbicara tentang persiapan mencari kerja memang nggak ada habisnya ya... 😅 But its okay, karena ini adalah bagian dari usaha untuk mendapatkan pekerjaan sesuai impian kita. Semakin matang persiapan akan membuat kita semakin percaya diri yang tentu saja akan meningkatkan peluang diterima bekerja di suatu instansi.

Kali ini saya akan membahas tentang psikotes yang sering dijadikan alat untuk mengukur IQ, EQ dan SQ kita. Karena test ini merupakan bagian dari personality test, nggak jarang yang bilang kalau sebenernya kita nggak perlu belajar karena personality itu nggak bisa berubah hanya dengan belajar semalam. Well, ini nggak salah. Tapi bukan berarti kita nggak mencari tahu sama sekali dan ujug-ujug datang mengerjakan tes apa adanya begitu. Seenggaknya kita punya bekal informasi jenis-jenis psikotes yang sering diujikan dan tujuan dari tes tersebut untuk menguji apa. Jangan salah lho, psikotes yang tujuannya untuk mengukur IQ, skor-nya bisa kita tingkatkan dengan meningkatkan intensitas latihan.

Berikut ini adalah beberapa contoh jenis psikotes yang sering digunakan dalam rekrutmen kerja serta catatan pengalaman saya:


1. Tes Kemampuan Verbal

Tes kemampuan verbal digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa seseorang baik secara lisan maupun tulisan. Seseorang dengan kemampuan verbal baik mampu memahami suatu informasi (pesan) yang disampaikan oleh orang lain padanya. Kemampuan verbal sering dikaitkan dengan tingkat intelegensi seseorang karena semakin tinggi intelegensi seseorang biasanya semakin luas wawasannya dan semakin banyak perbendaharaan katanya.

Jenis tes verbal yang banyak diujikan saat rekrutmen antara lain tes analogi, sinonim (persamaan kata), antonim (lawan kata). Tes verbal lainnya seperti idiom, ejaan kata, aspek memori, pembentukan dan pengelompokan kata juga diujikan di beberapa rekrutmen. Kunci dari tes kemampuan verbal ini adalah wawasan umum kita. Tentu saja kemampuan ini dapat dilatih dengan banyak membaca dan juga latihan menggunakan bank soal psikotes.


2. Tes Kemampuan Kuantitatif

Tes kemampuan kuantitatif ditujukan untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam memahami, menganalisis dan menarik kesimpulan suatu informasi. Selain itu, tingkat kecerdasan, kecermatan dan ketelitian seseorang dalam memandang suatu masalah secara terintegrasi, sistematis dan menyeluruh dari berbagai sudut pandang juga dinilai. 

Bentuk tes yang sering diujikan antara lain aljabar sederhana, tes hitung cepat, tes deret angka dan huruf, tes aritmatika dan geometri. Beberapa perusahaan juga menggunakan tes koran untuk menguji kecepatan, ketepatan dan konsistensi. Nah, semua jenis tes kuantitif ini dapat dilatih dengan sering mengerjakan soal-soal dari buku soal psikotes maupun dari internet. 


3. Tes Kemampuan Penalaran

Sesuai dengan namanya, tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan penalaran seseorang dalam memecahkan persoalan maupun dalam menarik kesimpulan. Jenis tes yang diujikan umumnya tes penalaran logis (teori penarikan kesimpulan) dan tes penalaran analitis (dalam bentuk soal cerita). 

Kedua tes ini termasuk dalam materi TIU (Tes Intelegensia Umum) pada perekrutan CPNS dan beberapa rekrutmen dosen non PNS. Bentuk soal yang keluar bisa bervariatif, akan tetapi kita bisa membiasakan diri dengan sering mengerjakan latihan soal. 


4. Tes Kemampuan Spasial

Tes kemampuan spasial ini sering juga disebut dengan tes figural. Tes ini mengukur kecerdasan spasial atau ruang yang digunakan untuk mengevaluasi keterampilan seseorang dalam menyelesaikan tugas tertentu.

Tes ini meliputi tes barisan dan analogi gambar, rotasi dan pencerminan gambar, posisi titik, lipatan dan potongan gambar, logika geometris, konstruksi bentuk, dll. Untuk mengerjakan tes ini, diperlukan imajinasi yang baik dimana peserta dapat membayangkan posisi benda atau perubahannya tanpa menyentuh benda tersebut. 

Soal tes ini sering keluar di ujian rekrutmen. Di CPNS, tes spasial termasuk dalam Tes Intelegensia Umum di bagian figural. Meski terlihat mudah, namun seringkali terdapat jawaban yang menjebak. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian dalam mengerjakan tes ini. 


5. Psikotes Gambar

Berbeda dengan tes kemampuan spasial, pada tes gambar ini kita diminta untuk menggambar langsung diatas kertas. Tujuan dari tes gambar bukan untuk menilai kecakapan menggambar seseorang, tetapi lebih ke kepribadian. Jadi, jangan khawatir jika gambarannya jelek.

Jenis tes yang sering digunakan antara lain tes Wartegg, tes menggambar orang (drawing a person/ DAP test), dan tes menggambar pohon (Baum test). Pada tes Wartegg, kita akan diberikan titik/garis/gambar yang tidak sempurna dan diminta untuk melanjutkan gambar tersebut sesuai yang benda/sesuatu yang kita bayangkan. Pada DAP dan Baum test, kita akan diberikan selembar kertas kosong untuk menggambarkan orang (bisa diri kita, atau diri kita yang seperti apa yang kita inginkan) dan pohon. Untuk tes pohon, semakin lengkap bagian pohon yang bisa kita gambar menunjukkan bahwa kita adalah orang yang detail.

Tes ini pernah saya kerjakan ketika mengikuti proses rekrutmen di perusahaan Adira Finance, Great Giant Pineapple (GGP) dan PT Salim Ivomas.


6. Tes Karakteristik Kepribadian

Tes ini bertujuan untuk menggali informasi kepribadian seseorang, seperti kecerdasan, emosi, kepemimpinan, empati, kemauan berprestasi, hubungan dengan teman dan keluarga, kecenderungan cara berkomunikasi, dll. Biasanya tes ini diujikan dalam bentuk personality test (MBTI), MAPP, Enneagram, DISC, EPPS, PAPI, dll. 

Tes jenis ini memang boleh dibilang tidak perlu belajar. Tapi, menurut saya tetap penting untuk memahami tujuan dari masing-masing tes. Kunci dari pengerjaan dari tes ini adalah ketenangan pikiran saat mengerjakan. 

Saya pernah mengerjakan tes EPPS di rekrutmen High Quality Talent Lecture di Universitas Padjajaran dan tes kejiwaan saat meminta surat keterangan sehat jasmani rohani di RSUD Bogor saat hendak melamar beasiswa MEXT. Sedangkan versi singkatnya, yakni psikotes jenis PAPI pernah saya kerjakan di rekrutmen CPNS Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Sedangkan di TKP (Tes Karakteristik Pribadi) yang digunakan saat rekrutmen CPNS memiliki tipe soal berbeda dimana kita diberi soal dengan situasi dan posisi tertentu, lalu kita diminta memilih response yang sesuai dengan pilihan kita. TKP untuk SKD CPNS ini meliputi kemampuan memberi pelayanan publik, jejaring kerja, kemampuan beradaptasi dengan masyarakat yang majemuk, teknologi informasi dan komunikasi, profesionalisme dalam bekerja, dan anti radikalisme. 


Tes diatas adalah contoh tes psikotes yang umum dilakukan pada proses rekrutmen pekerja. Nah, beberapa posisi seperti dosen dan peneliti (yang saya ikuti akhir-akhir ini) banyak menggunakan Focus Group Discussion dan Behavioral Event Interview juga sebagai salah satu pendekatan tes karakter kepribadian. Tes-nya seperti apa sih? Berikut penjelasannya. 


Focus Group Discussion (FGD)

FGD merupakan salah satu bentuk seleksi karyawan yang sering digunakan perusahaan dengan melibatkan beberapa peserta (5-6 orang) yang diberi kasus untuk diselesaikan dalam waktu tertentu. FGD digunakan untuk menilai kreativitas dan kemampuan berpikir seseorang dalam menyelesaikan masalah.

Selama mengikuti job hunting, saya pernah mengalami dua jenis FGD yang berbeda. Yaitu: 

Pertama, kami diberikan kasus oleh moderator (dari perusahaan) kemudian diminta memberi solusi. Tidak ada leader dalam diskusi kelompok. Setiap peserta boleh memberikan jawabannya secara langsung ke forum dan moderator. Dalam FGD ini kita tidak diminta untuk menyimpulkan semua jawaban peserta menjadi satu kesatuan jawaban kelompok yang dipresentasikan ke moderator. FGD jenis ini saya rasakan ketika mengikuti rekrutmen di Adira Finance dan Great Giant Pineapple (GGP).

Kedua, kami diberikan kasus oleh moderator dimana peserta diminta untuk mendiskusikan solusi untuk dipresentasikan kepada moderator. Dalam group diskusi ini ada salah seorang yang bertindak sebagai pemimpin jalannya diskusi. Tentu saja hasil diskusi yang dipresentasikan kepada moderator adalah rangkuman dari saran dan usul yang diberikan seluruh peserta diskusi. FGD ini saya alami ketika mengikuti rekrutment dosen non PNS di UGM dan UNPAD. 


Behavioral Event Questionnaire (BEQ)

BEQ adalah sejumlah pertanyaan terkait situasi atau pengalaman kandidat di lingkungan pekerjaan sebelumnya yang harus dijawab berdasarkan metode STAR, yaitu dijelaskan secara detail tentang kondisi saat itu (Situation), apa tugas anda (Task), apa yang anda lakukan pada kondisi tersebut (Action), dan hasilnya bagaimana (Result). 

BEQ biasanya terkait dengan Behavioral Event Interview (BEI) dimana questionnaire yang telah kita isi akan dijadikan referensi untuk wawancara. Saat BEI, pertanyaan dari pewawancara bisa melebar  untuk mengetahui lebih detail respon atau alasan kita terhadap situasi tersebut. Tanggapan dari peserta merupakan indikasi nyata tentang bagaimana peserta akan berperilaku menghadapi situasi serupa di masa mendatang. 

Saya pernah menjalani assesment BEQ pada seleksi High Quality Talent Lecture UNPAD dan rekrutmen Peneliti Ahli Muda CPNS Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2021.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

My Friends

  • Puput Dani'e
    Web of Science (WoS) Apply

About me

About Me

I am Izza, a scientist who like writing. I post about my experience as scholarship hunter, job hunter and scientific writer in Satsuma Career.

Total Pageviews

recent posts

Community

1minggu1cerita

Blog Archive

  • March 2022 (1)
  • January 2022 (9)
  • May 2021 (1)
  • January 2017 (2)

Created with by ThemeXpose